"Konspirasi Wahyudi"
Gue
bersyukur atas karunia Allah yang diberikan-Nya kepada gue. Kebiasaan
merencanakan sesuatu dari jauh-jauh hari cukup berguna bagi gue. Salah satunya
lewat ilham yang Allah berikan setelah berhari-hari dirundung ketidak jelasan
kabar pernikahan Abang.
Masalahnya
sekarang kan, semua keputusan ada di pihak perempuan. Ini berarti gue hanya
harus memastikan pihak perempuan aja, kan? Sulit? Gak sih, tapi kalau abang gue
tahu, bisa berabe. Akhirnya gue merencanakan untuk nelpon calonnya Abang dengan
diam-diam. Well, rencananya mudah sih, gue mastiin si Mbak ini kooperatif dulu,
setelah dirasa suasananya pas, baru gue nelpon.
26
maret 2018, awalnya, kami membicarakan tentang proses kami. Dari sikap abang,
sampai calon gue yang ternyata asalnya gak berjauhan, calon abang gue dari
Banyumas, sedangkan calon gue, dari Banjarnegara, yah, lumayan lah 2 jam
perjalanan darat. Sampai akhirnya gue mengeluarkan semua rencana gue. Kalau Ibu
gak membiarkan gue melangkahi abang menikah duluan, lantas ini berimbas pada
rencana pernikahan gue juga.
Meski
kami gak terlalu dekat, tapi kondisi ketidak jelasan itu berhasil gue transfer,
sehingga kami satu frekuensi. Nah, pas dia udah paham tentang rencana ini, maka
gue pastikan mbaknya untuk meminta waktu untuk telponan. Yakali, rencana
konspirasi mau diketik, mau bagaimana pun kerahasiaan harus terjamin. Hoho.
Akhirnya kami bertelpon selama beberapa menit. Bahasannya gak jauh-jauh dari
rencana tanggal dari plan A sampai Plan Z.
Obrolan
yang berlangsung selama kurang lebih 20 menit itu berakhir pada kesepakatan,
kami saling membantu satu sama lain. Deal! Ini seperti pelajaran biologi SMP,
simbiosis mutualisme! Si mbak terbantu karena pernikahannya semakin jelas, gue?
Ya lo semua paham lah, semakin jelas pernikahan abang, semakin baik juga
nasibnya buat gue. Hoho
Komentar
Posting Komentar